Kehadiran Terminal Teluk Lamong (TTL) di harapkan dapat melengkapi terminal di Pelabuhan Tanjung Perak. Sehingga, para pengusaha shipping line semakin banyak memiliki pilihan untuk menyandarkan kapalnya. Sebaliknya, operator terminal juga semakin berupaya melakukan perbaikan pelayanan.
Saat ini, kapal peti kemas dan kapal curah kering bisa memilih beberapa terminal untuk sadar dan bongkar muatan. Untuk kapal peti kemas bisa memilih Terminal Petikemas Surabaya (TPS), Terminal Berlian yang dikelola oleh PT Berlian Jasa Terminal Indonesia (BJTI), Terminal Nilam Timur , dan Terminal Jamrud Selatan serta Terminal Mirah.
Sedangkan untuk kapal curah kering, dapat memilih Terminal Nilam dan Terminal Jamrud Utara dan Selatan. Semua terminal itu sudah menggunakan peralatan bongkar muat modern seperti Container Crane (CC) dan Harbour Mobile Crane (HMC).
Dengan kehadiran Terminal Teluk Lamong yang akan mulai dioperasikan pada Mei nanti, menjadikan pengusaha pelayaran (shipping line) dapat memilih pelayanan cepat dan tepat waktu tanpa menimbulkan biaya tambahan.
Jika sekarang ini masih terjadi antrian kapal menunggu tambatan, maka dengan adanya Terminal Teluk Lamong, kegiatan kapal di pelabuhan menjadi semakin cepat.
Direktur Utama PT Nilam Port Terminal Indonesia (NPTI), Irwan Cahyadi mengatakan, dengan adanya Terminal Teluk Lamong, menjadikan kompetisi pelayanan di terminal semakin menarik.
“Pelayaran nanti bebas memilih mau di terminal yang selama ini sudah dipakai atau pindah ke terminal baru, Teluk Lamong. Kompetisi pelayanan di terminal juga semakin menarik. Ini memicu masing-masing terminal untuk semakin memperbaiki pelayanannya. Yang jelas, operator Terminal Nilam tidak takut,’’ tegas Irwan.
Apalagi, tambah dia, Terminal Nilam Timur pada akhir 2014 nanti akan mendapatkan peralatan baru berupa container crane menggantikan alat yang lama. Tentu saja, kegiatan bongkar muat peti kemas domestik akan semakin cepat. Produktivitas bongkar muatnya juga akan semakin meningkat.
Saat ini, Terminal Nilam Timur yang memiliki panjang 320 meter dengan tiga CC mampu melakukan kegiatan bongkar muat rata-rata 12 boks per jam per CC. Tahun 2013 lalu, Terminal Nilam Timur berhasil membukukan bongkar muat sebesar 312 ribu TEUs.
Diakui Irwan bahwa Teluk Lamong menjadi tantangan baru bagi operator terminal lain. Karena, Terminal Teluk Lamong menggunakan konsep modern dan serba mekanis. Sistem pengoprasiannya juga dominan menggunakan kecanggihan teknologi informasi (TI). Sehingga, standar produktivitas bongkar muatnya lebih terukur.
Direktur Personalia dan Umum PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III, Edy Hidayat mengungkapkan, Terminal Teluk Lamong akan dikendalikan oleh orang-orang muda dan pintar. Lowongan kerja yang diiklankan telah menjaring pelamar lebih dari 8.000 orang. Sementara jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sekitar 250 orang. Hebatnya, kelompok sarjana yang melamar itu sebagian besar memiliki IPK 3,6. (24/03/2014)