Home / Company / News

PEMERINTAH HARUS SELESAIKAN INFRASTRUKTUR JALAN

Tuesday, 18 Mar 2014
Share this news
Share Twitter    Share Facebook    Share LinkedIn

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya maupun Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur harus segera menyelesaikan masalah infrastruktur di luar Terminal Teluk Lamongan ( TTL ).

Pasalnya jika tidak, maka dipastikan pelayanan transportasi laut baik masuk maupun keluar terminal yang akan di operasikan pada Mei 2014 itu akan menanggung biaya tinggi.

Beberapa pelaku usaha pelabuhan di Surabaya mengungkapkan, sekarang ini Pelindo III telah membangun Terminal yang akan di operasikan pada Mei 2014 itu akan menanggung biaya tinggi.

Beberapa pelaku usaha pelabuhan di Surabaya mengungkapkan, sekarang ini Pelindo III telah membangun Terminal Teluk Lamongan dan akan segera di operasikan pada mei 2014. Terminal baru tersebut sangat mendukung percepatan pelayanan angkutan laut dan memecah kepadatan yang selama ini terpusat di pelabuhan Tanjung Perak.

Namun demikian, terminaal baru tersebut masih membutuhkan dukungan kesiapan infrastruktur di luar terminal. Untuk itu, Pemkot Surabaya maupun Pemprov Jawa Timur harus segera menyelesaikan pelebaran jalan mulai Osowilangon, Branjangan, Kalianak  hingga jalan Gresik. Juga, mengurai kepadatan di jalan Dupak.

“Pelindo III sudah berhasil membangun Terminal Teluk Lamong. Tapi, akses jalan di luar terminal harus mendukung. Pemerintah mestinya cepat tanggap . karena ini urusan kelancaran perdagangan dan ekonomi, baik Surabaya maupun Jawa Timur”, kata salah satu pimpinan PT Meratus Line , Irwan Cahyadi.

Menurut Irwan, kegiatan bongkar muat di Terminal Teluk Lamong pasti lebih cepat di banding terminal lain. Karena, peralatan yang disiapkan serba modern. Tapi, kecepatan tersebut menjadi tidak berarti jika akses transportasi di luar terminal terhambat .

“Bagi pelayaran, ekonomi yang memiliki daya saing tinggi adalah kelancaran. Di mana kapal tidak antri, bongkar cepat, dan barang yang akan di muat selalu siap di terminal. Ini bisa kalau kondisi dalam menuju terminal di jamin lancar“, tukas Irwan.

Apalagi, tambah dia, manajemen Terminal Teluk Lamong pasti memilih kapal besar yang mengangkut petik emas 600-1000 TEUs. Karena dianggap lebih produktif dan tidak banyak waktu terbuang untuk pergantian kapal. Menanggapi adanya beberapa analisa solusi seperti membuka akses jalan tembus Tol Romo Kalisari atau membangun monorail kereta api Teluk Lamong ke Surabaya, Irwan justru menginginkan semua kerencanaan sebaiknya di dasarkan pada kondisi fakta di lapangan dan bukan konsep idealis. Alasannya, Tol Romo Kalisari – Tanjung Perak sudah sangat padat. Bahkan kalau sore hari, kondisi di pintu masuk maupun keluar sering terjadi kemacetan, khusunya pada hari Jumat . “Sementara kalau menggunakan kereta api, [paling banyak 40 sampai 80 box sekali angkut. Tentu akan membutuhkan stasiun cukup panjang dan kecepatan rit-ritan keretanya harus cepat“, kata Irwan.

Program jangka pendek yang paling realistis, tambah Irwan, adalah pemerintah segera memperlebar jalan yang sudah ada. “Semakin cepat semakin baik. Karena kalau penyelesaiannya lambat, pasti biayanya semakin besar“, kata Irwan. (17/03/2014)

Sumber : RADAR SURABAYA